Sabtu, 08 Oktober 2011

Bis Kota dan Kemacetan Jakarta

Sebanyak 13 ribu lebih jumlah Bus Kota di Jakarta yang tidak layak jalan. Angka tersebut sangat mengagumkan, terutama jika dikomparasikan dengan rencana pemerintah membangun jalur kereta bawah tanah atau Subway. Apa yang terjadi jika 13 ribu Bus Kota tersebut parkir berjajar di pinggir jalan?

Jika panjang sebuah Bus kota adalah 4 meter, maka dibutuhkan jalanan sepanjang 52 Kilometer. Lalu, jika Subway selesai, mau diapakan nasib bus-bus kota yang gara-gara busway saja sudah kehilangan banyak penumpang? Busway selama ini sudah berhasil merebut penumpang bus umum.

Wajar, karena fasilitas yang didapatkan oleh penumpang melebihi apa yang mereka bayar. Dengan hanya Rp.3.500,- saja, jarak tempuh dari Blok M ke Sarinah yang biasanya makan waktu 30-40 menit, kini cukup 15-20 menit saja. Ruangannya ber-AC, berhentinya hanya di halte yang sudah ditentukan saja, dan sepenuh apapun isinya, penumpang Bus yang bernama Transjakarta itu tidak akan pernah merasa sumpek. Bandingkan rute Blok M- Sarinah dengan rute Blok M Fatmawati. Dengan tidak adanya busway, maka penumpang seakan tidak punya pilihan lain selain masuk ke dalam bis yang berdebu, panas, sumpek, banyak berhentinya, dan ditambah lagi ikut arus kemacetan.

Lalu, muncullah ide monorail. Meskipun kemudian tidak jadi, tapi potensi ancaman monorail mampu memporak-porandakan kesejahteraan sopir dan kenek bis.

Lalu, dimana sebenarnya benang merah kekusutan sistem tranportasi di Jakarta?

Kunci sebenarnya ada di Pemerintah, yaitu keberanian. Sejauh mana Pemerintah berani mendobrak kekacauan ini. Kalau melihat di TV, laskar Bang Foke memang beraninya cuma menggusur, bukan menertibkan, apalagi meng-kandang-kan. Anehnya, yang digusur selalu wilayah yang dihuni oleh masyarakat marginal.

Giliran bicara bis, tidak ada satupun langkah yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi kekacauan di jalanan. Malah, solusi yang dibuat seakan-akan menghindari permasalahan yang sesungguhnya. Kemacetan di Jakarta salah satunya disebabkan oleh menumpuknya biskKota yang disertai kelakukan sopir bis yang ugal-ugalan, plus asap bis yang merusak lingkungan dan paru-paru.

Anehnya, pemerintah malah membuat bis Transjakarta untuk mengatasi kemacetan tersebut. Dengan dibuatnya jalur busway yang justru mempersempit lebar jalan yang sudah ada, Pemprov berharap agar pengendara mobil pribadi beralih naik busway.

Kenyataan yang terjadi, perpindahan jumlah pengendara mobil pribadi ke busway hanya 20 persen dari total pengguna kendaraan pribadi di Jakarta. Bahkan, kondisi itu diperparah dengan bermunculannya pengguna baru mobil pribadi. Bukti nyata adalah angka penjualan kendaraan bermotor di Jakarta yang tidak pernah turun meskipun BBM dinaikkan.

Lalu, mengapa Busway selalu terisi penuh setiap jam berangkat kerja dan jam pulang kerja? Ternyata, pengguna bus umum lah yang berpindah ke busway, bukan pengguna mobil pribadi. Hal ini bisa terjadi, karena jalur yang ditempuh oleh busway nyaris sama dengan jalur yang ditempuh oleh bis umum.

Jadi, busway bukan menjadi jawaban atas kemacetan di jalanan, melainkan busway jadi jawaban atas problem kenyamanan transportasi di Jakarta. Coba tanya pada seluruh penumpang bis, jika mereka diberi pilihan, naik bis umum bayar 2.000 rupiah dengan kondisi seperti sekarang, atau naik bus umum bayar 4.000 rupiah tapi dengan fasilitas seperti busway. Tidak akan ada yang memilih pilihan pertama.

Maka, solusi mengatasi kemacetan oleh pemerintah masih belum terpecahkan. Pengguna kendaraan pribadi masih terus bertambah, pengguna motor juga terus meningkat, busway tidak mengalami penambahan unit, dan jumlah bis umum yang tidak layak jalan kini mencapai 13 ribu lebih.

Kapan kondisi ini akan berakhir, jika pemerintah malah memilih untuk membuat sistem transportasi baru seperti subway, sementara masalah lama penanganan bis kota belum terselesaikan?


sumber :http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=10964

2 komentar:

  1. nice posting! :D
    thx
    btw, ini artikel copas ya?? gue lagi nyari refrensi bt report soal'a. harus jelas sumber'a
    thx again

    BalasHapus
  2. hai dhendy maaf nih sebelumnya saya mngutip beberapa kalimat anda untuk mekengkapi artikel diblog saya.. saya rasa posting ini sangat bagus ^^

    BalasHapus